BAB 2
PENDUDUK, MASYARAKAT DAN KEBUDAYAAN
A. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk di dunia ini makin cepat, mendorong
pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial, ekonomi, politik,
kebudayaan, dan sebagainya. Dengan begitu, maka bertambahlah sistem
matapencaharian hidup menjadi lebih kompleks.
Saya mengambil
contoh Tabel Pertumbuhan Penduduk Dunia pada tahun 1950 sampai 2008.
China
|
562,579,779
|
China
|
1,333,207,572
|
|||||
USA
|
152,271,000
|
India
|
1,154,845,005
|
|||||
Russia
|
101,936,816
|
USA
|
304,838,948
|
|||||
Japan
|
83,805,000
|
Indonesia
|
238,567,492
|
|||||
Brazil
|
197,254,181
|
|||||||
World
|
2,555,948,654
|
World
|
6,736,383,012
|
|||||
Populasi tahun 1950
|
Populasi tahun 2008
|
|||||||
Bisa kita lihat rata – rata setiap negera penduduknya bisa
bertambah hingga 2x lipatnya. Lalu perkembangan penduduk dunianya bertambah
hingga 3x lipatnya. Itu berarti penduduk dunia sangat pesat pertumbuhannya.
Tabel Perkembangan penduduk dunia
Perkembangan penduduk dunia tahun 1830 – 2006
Tahun
|
Jumlah penduduk
|
Perkembangan pertahun
|
1830
|
1 milyard
|
-
|
1930
|
2 milyard
|
1%
|
1960
|
3 milyard
|
1,7%
|
1975
|
4 milyard
|
2,2%
|
1987
|
5 milyard
|
2%
|
1996
|
6 milyard
|
2%
|
2006
|
7 milyard
|
2%
|
Bisa kita lihat rata – rata setiap negera penduduknya bisa
bertambah hingga 2x lipatnya. Lalu perkembangan penduduk dunianya bertambah
hingga 3x lipatnya. Itu berarti penduduk dunia sangat pesat pertumbuhannya.
Tabel Penggandaan Penduduk Dunia
Tahun penggandaan
|
Perkiraan penduduk dunia
|
Waktu
|
800 SM
|
5 juta
|
-
|
1650 tahun
|
500 juta
|
1500
|
1830 tahun
|
1 milyard
|
180
|
1930 tahun
|
2 milyard
|
100
|
1975 tahun
|
4 milyard
|
45
|
Sumber : Ehrlich, Paul, R, et al, Human Ecology W.H.
Freeman and Co San Fransisco.
Waktu penggandaan adalah periode waktu yang diperlukan untuk
kuantitas untuk ganda dalam ukuran atau nilai. Hal ini diterapkan untuk
pertumbuhan penduduk, inflasi, ekstraksi sumberdaya, konsumsi barang, bunga
majemuk, volume tumor ganas, dan banyak hal lainnya yang cenderung tumbuh dari
waktu ke waktu. Ketika laju pertumbuhan relatif (bukan laju pertumbuhan
absolut) adalah konstan, kuantitas mengalami pertumbuhan eksponensial dan
memiliki waktu yang konstan penggandaan atau periode yang dapat dihitung
langsung dari laju pertumbuhan. Kali ini dapat diturunkan dengan membagi
logaritma alami 2 oleh eksponen pertumbuhan, atau didekati dengan membagi 70
dengan laju pertumbuhan persentase (lebih kasar tapi secara keseluruhan,
membagi 72. Waktu penggandaan adalah satuan karakteristik (unit alami skala) untuk
persamaan pertumbuhan eksponensial, dan bercakap-cakap untuk peluruhan
eksponensial adalah setengah kehidupan. Menggunakan interpolasi linear dari
perkiraan UNDESA, populasi dunia telah meningkat dua kali lipat atau akan dua
kali lipat dalam tahun-tahun berikutnya (dengan dua titik tolak yang berbeda).
Perhatikan bagaimana, selama 2 milenium, menggandakan masing-masing mengambil
kira-kira setengah selama dua kali lipat sebelumnya, pas model pertumbuhan
hiperbolik disebutkan di atas. Namun, tidak mungkin bahwa akan ada penggandaan
lain dalam abad ini.
Faktor-Faktor
Demografi yang Mempengaruhi Pertambahan Penduduk
1. 1. Kematian (Mortalitas)
Kematian adalah hilangnya tanda-tanda kehidupan manusia secara permanen.
Kematian bersifat mengurangi jumlah penduduk dan untuk menghitung besarnya
angka kematian caranya hampir sama dengan perhitungan angka kelahiran. Kematian
adalah ukuran jumlah kematian umumnya karena akibat yang spesifik pada suatu
populasi. Banyaknya kematian sangat
dipengaruhi oleh faktor pendukung kematian (pro mortalitas) dan faktor
penghambat kematian (anti mortalitas).
Berikut sedikit penjelasan mengenai pengukuran mortalitas :
- Crude Death Rate (CDR)Adalah banyaknya kematian pada tahun tertentu, tiap 1000 penduduk pada pertengahan tahun.
- Age Specific Death Rate (ASDR)Adalah jumlah kematian penduduk pd tahun tertentu berdasarkan klasifikasi umur tertentu.
- Infant Mortality Rate (IMR)Adalah tingkat kematian bayi
a. Faktor pendukung kematian (pro mortalitas)
Faktor ini mengakibatkan jumlah kematian semakin besar. Yang termasuk faktor
ini adalah:
- Sarana kesehatan yang kurang memadai.
- Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan.
- Terjadinya berbagai bencana alam.
- Terjadinya peperangan.
- Terjadinya kecelakaan lalu lintas dan industry.
- Tindakan bunuh diri dan pembunuhan.
b. Faktor penghambat kematian (anti mortalitas)
Faktor ini dapat mengakibatkan tingkat kematian rendah. Yang termasuk faktor
ini adalah:
- Lingkungan hidup sehat.
- Fasilitas kesehatan tersedia dengan lengkap.
- Ajaran agama melarang bunuh diri dan membunuh orang lain.
- Tingkat kesehatan masyarakat tinggi.
- Semakin tinggi tingkat pendidikan penduduk.
Kelahiran adalah istilah dalam demografi yang mengindikasikan jumlah anak yang
dilahirkan hidup, atau dalam pengertian lain fasilitas adalah hasil produksi
yang nyata dari fekunditas seorang wanita. Kelahiran bersifat menambah jumlah
penduduk. Ada beberapa faktor yang menghambat kelahiran (anti natalitas) dan yang
mendukung kelahiran (pro natalitas).
Berikut ini penjelasan mengenai pengukuran fertilitas:
a.Pengukuran fasilitas tahunan adalah pengukuran
kelahiran bayi pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk pada
tahun tersebut. Adapun ukuran-ukuran fertilitas tahunan adalah:
- Tingkat fertilitas kasar (crude birth rate) adalah
banyaknya kelahiran hidup pada satu tahun tertentu tiap 1000 penduduk.
- Tingkat fertilitas umum (general fertility rate)
adalah jumlah kelahiran hidup per-1000 wanita usia reproduksi (usia 14-49 atau
14-44 tahun) pada tahun tertentu.
- Tingkat fertilitas menurut umur (age specific fertility
rate) adalah perhitungan tingkat fertilitas perempuan pada tiap kelompok
umur dan tahun tertentu.
- Tingkat ferlititas menurut ukuran urutan penduduk (birth
order specific fertility rates) adalah perhitungan fertilitas menurut
urutan kelahiran bayi oleh wanita pada umur dan tahun tertentu.
b.Pengukuran fertilitas komulatif adalah
pengukuran jumlah rata-rata anak yang dilahirkan oleh seorang perempuan hingga
mengakhiri batas usia suburnya.Adapun ukurannya adalah:
- Tingkat fertilitas total adalah jumlah kelahiran
hidup laki-laki dan perempuan jumlah tiap 1000 penduduk yang hidup hingga akhir
masa reproduksinya dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal
sebelum mengakhiri masa reproduksinya dan tingkat fertilitas menurut umur tidak
berubah pada priode waktu tertentu.
- Gross reproduction rates adalah jumlah
kelahiran bayi perempuan oleh 1000 perempuan sepanjang masa reproduksinya
dengan catatan tidak ada seorang perempuan yang meninggal sebelum mengakhiri
masa produksinya.
Faktor-faktor penunjang kelahiran (pro natalitas) antara
lain:
- Kawin pada usia muda, karena ada anggapan bila terlambat kawin keluarga akan
malu.
- Anak dianggap sebagai sumber tenaga keluarga untuk membantu orang tua.
- Anggapan bahwa banyak anak banyak rejeki.
- Anak menjadi kebanggaan bagi orang tua.
- Anggapan bahwa penerus keturunan adalah anak laki-laki, sehingga bila belum ada
anak laki-laki, orang akan ingin mempunyai anak lagi.
Faktor-faktor penghambat kelahiran (anti natalitas), antara
lain:
- Adanya program keluarga berencana yang mengupayakan pembatasan jumlah anak.
- Adanya ketentuan batas usia menikah, untuk wanita minimal berusia 16 tahun
dan bagi laki-laki minimal berusia 19
tahun.
- Anggapan anak menjadi beban keluarga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
- Adanya pembatasan tunjangan anak untuk pegawai negeri yaitu tunjangan anak
diberikan hanya sampai anak ke – 2.
- Penundaaan kawin sampai selesai pendidikan akan memperoleh pekerjaan.
Faktor – faktor penunjang tingginya angka natalitas dalam
suatu negara antara lain :
1.Kepercayaan dan agama
Faktor kepercayaan mempengaruhi orang dalam penerimaan KB. Ada agama atau kepercayaan
tertentu yang tidak membolehkan penganutnya mengikuti KB. Dengan sedikitnya
peserta KB berarti kelahiran lebih banyak dibanding bila peserta KB banyak
2.Tingkat pendidikan
Semakin tinggi orang sekolah berarti terjadi penundaan pernikahan yang berarti
pula penundaan kelahiran. Selain itu pendidikan mengakibatkan orang
merencanakan jumlah anak secara rasional.
3.Kondisi perekonomian
Penduduk yang perekonomiannya baik tidak memikirkan perencanaan jumlah anak
karena merasa mampu mencukupi kebutuhannya. Jika suatu negara berlaku seperti
itu maka penduduknya menjadi banyak.
4.Kebijakan pemerintah
Kebijakan pemerintah mempengaruhi apakah ada pembatasan kelahiran atau
penambahan jumlah kelahiran. Selain itu kondisi pemerintah yang tidak stabil
misalnya kondisi perang akan mengurangi angka kelahiran
5.Adat istiadat di masyarakat
Kebiasaan dan cara pandang masyarakat mempengaruhi jumlah penduduk. Misalnya
nilai anak, ada yang menginginkan anak sebanyak-banyaknya, ada yang menilai
anak laki-laki lebih tinggi dibanding perempuan atau sebaliknya, sehingga
mengejar untuk mendapatkan anak laki-laki atau sebaliknya.
6.Kematian dan kesehatan
Kematian dan kesehatan berkaitan dengan jumlah kelahiran bayi. Kesehatan yang
baik memungkinkan bayi lebih banyak yang hidup dan kematian bayi yang rendah
akan menambah pula jumlah kelahiran.
7.Struktur Penduduk
Penduduk yang sebagian besar terdiri dari usia subur, jumlah kelahiran lebih
tinggi dibandingkan yang mayoritas usia non produktif (misalnya lebih banyak
anak-anak dan orang-orang tua usia).
Untuk menentukan jumlah kelahiran dalam satu wilayah digunakan angka kelahiran
(Fertilitas). Angka kelahiran yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah
bayi yang lahir setiap 1000 penduduk dalam waktu satu tahun.
Pengukuran Fertilitas tidak sesederhana dalam pengukuran mortalitas, hal ini
disebabkan adanya alasan sebagai berikut :
1. Sulit memperoleh angka statistik lahir hidup karena banyak bayi – bayi yang
meninggal beberapa saat setelah kelahiran, tidak dicatatkan dalam peristiwa kelahiran
atau kematian dan sering dicatatkan sebagai lahir mati.
2. Wanita mempunyai kemungkinan melahiran dari seorang anak ( tetapi meninggal
hanya sekali )
3. Makin tua umur wanita tidaklah berarti, bahwa kemungkinan mempunyai anak
makin menurun.
4. Di dalam pengukuran fertilitas akan melibatkan satu orang saja. Tidak semua
wanita mempunyai kemungkinan untuk melakukan.
Ada dua istilah asing yang kedua – duanya diterjemahkan sebagai kesuburan,
yaitu :
a. Facundity ( kesuburan )
Facudity adalah lebih diartikan sebagai kemampuan biologis wanita untuk
mempunyai anak.
b. Fertility ( fertilitas )
Fertility adalah jumlah kelahiran hidup dari seorang wanita atau sekelompok
wanita.
Faktor Faktor-faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya
fertilitas penduduk :
- Faktor
Demografi, antara lain :
- Struktur
umur
- Struktur
perkawinan
- Umur
kawin pertama
- Paritas
- Disrupsi
perkawinan
- Proporsi
yang kawin
- Faktor
Non Demografi, antara lain :
- Keadaan
ekonomi penduduk
- Tingkat
pendidikan
- Perbaikan
status perempuan
- Urbanisasi
dan industrialisasi
Rumus Tingkat
Kematian Kasar
Angka kematian kasar (Crude Death Rate) adalah yaitu angka yang menunjukkan jumlah
kematian tiap 1000 penduduk tiap tahun tanpa membedakan usia dan jenis kelamin
tertentu.
Karakter kelompok penduduk yang mempengaruhi Crude Death
Rate (CDR) :
- Antara
penduduk daerah pedesaan dan daerah perkotaan
- Penduduk
dengan lapangan pekerjaan yang berbeda
- Penduduk
dengan perbedaan pendapatan
- Perbedaan
jenis kelamin
- Penduduk
dengan perbedaan status kawin
Ada pun rumusnya sebagai berikut :
Rumus: CDR = D/P x
K
Keterangan :
CDR = Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar).
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
Umumnya data tersedia adalah ”jumlah penduduk pada satu
tahun tertentu” maka jumlah dapat sebagai pembagi. Kalau ada jumlah penduduk
dari 2 data dengan tahun berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut dapat
dianggap sebagai penduduk tengah tahun.
Rumus Tingkat Kematian Khusus
Angka kematian
khusus (Age Specific Death Rate/ASDR) yaitu angka yang menunjukkan banyaknya
kematian setiap 1.000 penduduk pada golongan umur tertentu dalam waktu satu
tahun. Rumusnya adalah jumlah kematian pada umur tertentu dibagi dengan jumlah
penduduk umur tertentu pada pertengahan tahun dan dikalikan dengan konstanta
yang biasanya bernilai 1000.
Rumus: ASDRx =
Dx/Px x 1000
Keterangan :
ASDRx = Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
1000 = Konstanta (k)
Angka Kelahiran
Angka kelahiran
yaitu angka yang menunjukkan rata-rata jumlah bayi yang lahir setiap 1000
penduduk dalam waktu satu tahun.
Ada beberapa cara untuk menghitung besarnya angka kelahiran yaitu:
1. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
CBR = B/P x 1000
Keterangan :
CBR = Crude Birth
Rate (Angka Kelahiran Kasar)
B = Jumlah kelahiran dalam satu tahun
P = Jumlah seluruh penduduk pada pertengahan tahun
1000 = konstanta
Angka kelahiran ini disebut kasar karena perhitungannya tidak memperhatikan
jenis kelamin dan umur penduduk, padahal yang dapat melahirkan hanya penduduk
wanita.
2. Angka kelahiran
menurut kelompok umur (Age Specific Fertiliy Rate) disingkat ASFR
Rumus yang digunakan untuk menghitung yaitu:
ASFRx = Bx/Pfx x k
Keterangan :
ASFRx = Angka kematian menurut kelompok umur x
Bx = Jumlah Kelahiran dari wanita pada kelompok umur x
Pfx = Jumlah wanita pada kelompok umur x
K = Konstanta (angka 1000)
X = Umur wanita kelompok umur tertentu yang umumnya
dihitung tiap 5 tahun seperti 15 – 19 tahun, 20 – 24 tahun
dan seterusnya
Dengan rumus
tersebut kita dapat mengetahui kelompok umur mana yang paling banyak terjadi
kelahiran. Perlu diketahui bahwa usia 15 – 49 tahun adalah usia subur bagi
wanita. Pada usia itulah wanita mempunyai kemungkinan untuk dapat melahirkan
anak.
Migrasi
Secara umum Migrasi
adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke
tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara
(migrasi internasional). Dengan kata lain, migrasi diartikan sebagai
perpindahan yang relatif permanen dari suatu daerah (negara) ke daerah (negara)
lain.
Ada dua dimensi penting dalam penalaahan migrasi, yaitu dimensi ruang/daerah
(spasial) dan dimensi waktu.
Tinjauan migrasi
secara regional sangat penting dilakukan terutama terkait dengan kepadatan dan distribusi
penduduk yang tidak merata.
Migrasi salah satu
dari tiga komponen dasar dalam demografi, Migrasi bersama dengan dua komponen
lainnya, kelahiran dan kematian, mempengaruhi dinamika kependudukan di suatu
wilayah.
Faktor-faktor
terjadinya migrasi, yaitu :
1. Persediaan sumber daya alam
2. Lingkungan social budaya
3. Potensi ekonomi
4. Alat masa depan
Faktor – faktor
yang mempengaruhi migrasi :
- Faktor individu
- Faktor yang terdapat di daerah asal
- Faktor yang terdapat di daerah tujuan
- Rintangan antara daerah asal dan daerah
tujuan
Daya tarik dan daya
dorong di daerah asal yang mempengaruhi perpindahan penduduk :
- Kekuatan SentripetalAdalah kekuatan yang mengikat orang untuk tinggal di daerah asal, misalnya :
- Terikat tanah warisan
- Menunggu orang tua yang sudah lanjut
- Kegotong royongan yang baik
- Daerah asal merupakan tempat kelahiran
nenek moyang mereka
- Kekuatan SentrifugalAdalah kekuatan yang mendorong seseorang untuk meninggalkan daerah asal, misalnya :
- Terbatasnya pasaran kerja
- Terbatasnya fasilitas pendidikan
Macam-Macam Migrasi
Berdasarkan wilayah yang dilaluinya migrasi terbagi atas 2 macam, yaitu :
Migrasi Internasional dan Migrasi Internal.
1. Migrasi Internasional
Migrasi Internasional terjadi jika perpindahan penduduk dilakukan melewati
batas Negara. Dengan demikian, perpindahan yang terjadi adalah perpindahan
antarnegara. Misalnya perpindahan penduduk Indonesia ke Amerika Serikat dan
sebagainya.
Migrasi Internasional dilakukan oleh penduduk akrena beberapa
factor. Diantaranya bekerja, melanjutkan sekolah, terjadi peperangan di negara
asal atau terjadi krisis ekonomi di Negara asalanya. Migrasi Internasional
dibatasi oleh berbagai aturan yang ketat tentang keimigrasian di masing-masing
negara tujuan. Hal ini dilakukan terutama oleh negara – negara maju untuk
menekan laju pendatang yang dapat mengganggu stabilitas negara tersebut.
Migrasi Internasional dapat terjadi dalam 2 cara, yaitu
migrasi ke luar (emigrasi) dan migrasi masuk (imigrasi). Penduduk yang melakukan
imigrasi disebut imigran. Adapun penduduk yang melakukan emigrasi disebut
emigrant.
2. Migrasi Internal
Migrasi Internal merupakan perpindahan penduduk dengan tujuan menetap dari satu
wilayah ke wilayah lainnya, tetapi masih dalam kesatuan negara. Dengan kata
lain, migrasi internal merupakan perpindahan penduduk antar daerah di dalam
negeri. Contohnya adalah perpindahan penduduk Medan ke Jakarta dan sebagainya.
Migrasi Internal yang terdapat di Indonesia antara lain adalah urbanisasi dan
transmigrasi.
Urbanisasi (urbanization), yaitu bertambahnya proposisi penduduk yang berdiam didaerah kota yang
disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke kota dan atau akibat dari
perluasan kota. Perpindahan penduduk perdesaan ke perkotaan merupakan
salah satu aspek penyebab urbanisasi. Namun demikian, di beberapa kota, jumlah
penduduk pendatang lebih banyak jika dibandingkan dengan pertumbuhan alami
penduduk perkotaan itu sendiri. Oleh sebab itu, urbanisasi biasa diartikan
sebagai perpindahan penduduk dari wilayah perdesaan ke wilayah perkotaan.
Perpindahan penduduk perdesaan ke perkotaan terjadi karena adanya daya tarik
dari perkotaan dan daya dorong dari perdesaan.
Daya tarik dari perkotaan yang menyebabkan penduduk tertarik untuk mendatanginya
antara lain sebagai berikut :
• Lapangan kerja di perkotaan lebih banyak baik jumlah maupun jenisnya
dibandingkan dengan daerah perdesaan.
• Upah bekerja di daerah perkotaan umumnya lebih tinggi jika dibandingkan
dengan upah di perdesaan.
• Fasilitas social seperti transportasi, pendidikan, tempat rekreasi dan
perkotaan lebih mudah didapatkan dibandingkan dengan di perdesaan.
• Kehidupan perkotaan yang lebih bervariasi daripada kehidupan perdesaan.
Adapun daya dorong dari perdesaan yang menyababkan penduduk
meninggalkan daerah asalnya antara lain sebagai berikut :
• Terbatasnya lapangan pekerjaan di perdesaan
• Terjadi musim paceklik didaerah perdesaan.
• Kepemilikan lahan pertanian yang semakin sempit.
• Kurangnya fasilitas sosial yang
terdapat di perdesaan.
• Kehidupan di perdesaan lebih monoton dibandingkan dengan perkotaan.
Transmigrasi (transmigration), yaitu pemindahan dan perpindahan penduduk dari suatu daerah untuk
menetap ke daerah lain yang ditetapkan didalam wilayah RI guna kepentingan
pembangunan negara atau karena alasan-alasan yang dipandang perlu oleh
pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-undang. Transmigrasi merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari kebijakan kependudukan nasional. Tujuan utama transmigrasi
adalah menyebarkan penduduk dari daerah yang padat ke daerah yang kurang padat.
Bagi daerah kritis, peran transmigrasi adalah untuk membantu mengurangi
kerusakan lingkungan, mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan produktivitas
daerah yang jarang penduduknya. Jadi, secara umum program transmigrasi memiliki
dampak positif bagi pembangunan nasional maupun daerah. Transmigrasi tidak
hanya merupakan upaya untuk memindahkan penduduknya. Transmigrasi juga
memberikan sumbangan yang positif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat
dan meningkatkan pendapatan per kapita. Selain itu, melalui program
transmigrasi persatuan nasional dapat diperkokoh. Penduduk yang melakukan
transmigrasi dinamakan transmigran.
Secara umum tujuan transmigrasi antara lain adalah untuk :
• Mengembangkan daerah – daerah permukiman baru yang relatif jarang
penduduknya.
• Meratakan persebaran penduduk agar seimbang di setiap wilayah.
• Mendorong pembangunan daerah dengan memanfaatkan sumber daya alam dan sumber
daya manusia yang lebih baik guna tujuan pembangunan.
• Meningkatkan kesejahteraan dan standar hidup transmigran.
Berdasarkan penyebabnya, transmigrasi dapat dibedakan atas 2
kelompok, yaitu transmigrasi umum dan transmigrasi spontan.
Transmigrasi Umum merupakan perpindahan penduduk yang
diorganisasi oleh pemerintah. Transmigran diberi lahan untuk diolah, keperluan
bercocok tanam, bahkan biaya hidup sebelum tanah yang diolah menghasilkan.
Selain itu, sebelum berangkat ke daerah tujuan transmigran umumnya dibekali berbagai
keterampilan.
Transmigrasi Spontan merupakan perpindahan penduduk yang
dilakukan atas inisiatif sendiri. Dalam hal ini pemerintah hanya merestui dan
member izin untuk membuka lahan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Macam-Macam
Migrasi dan Proses Migrasi
Berikut adalah
macam-macam migrasi :
- Migrasi masuk (in migration), yaitu
masuknya penduduk ke suatu daerah tujuan
- Migrasi keluar (out migration), yaitu
perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal
- Migrasi neto (net migration), yaitu
merupakan selisih antara jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar
- Migrasi bruto (gross migration), yaitu
jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar
- Migrasi total (total migration), yaitu
seluruh kejadian migrasi, mencakup migrasi semasa hidup dan migrasi pulang
- Migrasi internasional (international
migration), yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain
- Migrasi semasa hidup ((life time
migration), yaitu migrasi berdasarkan tempat kelahiran. Mereka yang pada
waktu pencacahan sensus bertempat tinggal didaerah yang berbeda dengan
daerah tempat lahirnya
- Migrasi parsial (partial migration),
yaitu jumlah migran ke suatu daerah tujuan dari daerah asal atau dari
daerah asal ke satu daerah tujuan
- Arus migrasi (migration stream), yaitu jumlah atau banyaknya perpindahan yang terjadi dari daerah asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu.
Proses Migrasi
Penduduk dari Asal ke Daerah Tujuan :
- Dalam memilih daerah tujuan para
imigran cenderung memilih daerah yang terdekat dengan daerah asal
- Kurangnya kesempatan kerja didaerah
asal dan adanya kesempatan kerja didaerah tujuan merupakan salah satu
alasan seseorang melakukan mobilitas penduduk
- Informasi yang positif dari sanak
saudara, kerabat tentang daerah tujuan, merupakan sumber informasi yang
penting dalam pengambilan keputusan seseorang untuk berimigrasi
- Informasi yang negatif yang dating ari
daerah tujuan, menyebabkan orang enggan untuk berimigrasi
- Makin besar pengaruh daerah perkotaan
terhadap seseorang, makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
- Makin tinggi pendapatan seseorang,
makin tinggi frekuensi mobilitas orang tersebut
- Seseorang akan memilih daerah tujuan
dimana terdapat sanak saudara atau kenalan yang berada didaerah tersebut
- Migrasi masih akan terjadi apabila di
suatu daerah ada bencana alam (banjir, gempa bumi dll)
- Orang yang berumur muda dan belum
berumah tangga lebih banyak mengadakan mobilitas daripada orang yang sudah
berusia lanjut dan berstatus kawin
- Makin tinggi pendidikan seseorang,
makin banyak melaksanakan mobilitas penduduk.
Akibat Migrasi
Dengan adanya wilayah yang memiliki suatu nilai lebih maka banyak orang/
penduduk pun yang akan pergi ke wilayah itu dikarenakan di wilayah ia tinggal
sudah tidak ada lagi nilai lebihnya untuk berkelangsungan hidupnya dan migrasi
pun mempunyai dampak-dampaknya juga.
Dari semua
faktor-faktor seperti kesehatan, ketidak nyamanan, wilayah, ekonomi, susah
lahan pekerjaan, bencana alam,dan sosial budaya maka penduduk pun akan berpikir
untuk segera melakukan migrasi ketempat yang menurut ia nyaman dan semua itu
demi berkelangsungan hidupnya.
Seiring waktu
berjalan kota yang diserbu para imigran pun padat maka timbul lah akibat-akibat
dari imigrasi, kebanyakan migrasi di Indonesia tidak terkendali dikarenakan
kurangnya data pada proses migrasi karena imigran banyak yang melakukan
imigrasi iliegal.
Berikut ini adalah
akibat yang muncul dari migrasi :
• Akan terjadi pertikaian didalam suatu kota yang banyaknya imigrasi
dikarenakan banyaknya orang yang bersuku tidak sama, perbedaan sosial budaya,
pola pikiran yang tidak sepaham, adab tutur kata yang tidak sama, dan memandang
suatu nilai orang.
• Akan cepatnya terjadi bencana alam, karena apabila imigran datang tentu saja
mereka mencari tempat tinggal, maka lahan penghijauan pun menjadi sasaran untuk
dibuatnya perumahan sehingga untuk resapan air pun berkurang sehingga akan
terjadi bencana alam banjir dan juga wabah penyakit.
• Kesehatan menjadi harga yang lebih mahal di dalam kota migrasi karena, makin
banyak imigran yang datang dengan membawa alat kendaraannya dan juga elektronik
yang mempunyai radiasi dan polusi pun dimana-mana.
• Area perkuburan yang makin sempit dikarenakan lahan yang letaknya seharusnya
menjadi area pemakaman justru dibuat mall, jalan raya besar, dan juga fasilitas
prasarana lainnya.
• Lahan pekerjaan yang sempit karena banyaknya orang yang mau menetap di kota
migrasi dengan mencari uang tetapi sudah banyaknya lahan pekerjaan yang diambil
orang dan juga peluang bisnis yang area penjualannya sangat sempit.
Jenis Struktur
Penduduk
- Piramida Penduduk MudaPiramida ini menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini umumnya kita lihat pada negara – negara yang sedang berkembang. Misalnya : India, Brazil dan Indonesia
- Piramida StationerBentuk piramida ini menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk yang berbentuk system in iterdapat pada negara-negara yang maju seperti Swedia, Belanda dan Skandinavia.
- Piramida Penduduk TuaBentuk piramida
penduduk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat
pesat dan tingkat kematian kecil sekali. Apabila angka kelahiran
jenis kelamin pria besar, maka suatu Negara bias kekurangan penduduk.
Negara yang bentuk piramida penduduknya seperti ini adalah Jerman,
Inggris, Belgia dan Perancis.
Bentuk Piramida
Penduduk
- Piramida penduduk muda berbentuk limas Piramida ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda lebih besar dibanding usia dewasa. Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Contoh Negara : India, Brazilia, Indonesia.
- Piramida penduduk stasioner atau tetap berbentuk granat Bentuk ini menggambarkan jumlah penduduk usia muda seimbang dengan usia dewasa. Tingkat kematian rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Contoh Negara : Swedia, Belanda, Skandinavia.
- Piramida penduduk tua berbentuk batu nisan Piramida bentuk ini menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih sedikit bila dibandingkan dengan usia dewasa. Jika angka kelahiran jenis pria besar, maka suatu negara bisa kekurangan penduduk. Contoh Negara : Jerman, Inggris, Belgia, Prancis.
Pengertian Rasio
Ketergantungan
Rasio
Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk
berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun. Rasio ketergantungan
dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan Rasio
Ketergantungan Tua.
• Rasio
Ketergantungan Muda adalah perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan
jumlah penduduk umur 15 – 64 tahun.
• Rasio Ketergantungan Tua adalah perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke
atas dengan jumlah penduduk di usia 15-64 tahun.
Rasio
ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara
kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara maju
atau negara yang sedang berkembang. Semakin tingginya persentase dependency
ratio menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang
produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak
produktif lagi. Sedangkan persentase dependency ratioyang semakin rendah
menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif
untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Rasio
Ketergantungan didapat dengan membagi total dari jumlah penduduk usia belum
produktif (0-14 tahun) dan jumlah penduduk usia tidak produktif (65 tahun
keatas) dengan jumlah penduduk usia produktif (15-64 tahun). Sehingga dengan
demikian rasio ketergantungan dapat dirumuskan sebagai berikut :
Penduduk 0-14 +
Penduduk 65 ke atas
DR X 100
Penduduk 15-64
DR X 100
Penduduk 15-64
Atau
Pn0 – 14 + Pn65 ke
atas
DR + X 100
Pn 15 – 64
DR + X 100
Pn 15 – 64
B. Kebudayaan dan Kepribadian
Pertumbuhan Perkembangan Kebudayaan di
Indonesia
Bedasarkan
pendapat-pendapat para ahli prehistoric, bahwa zaman batu terbagi dalam :
• Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk ataupun permukaan peralatan
masih kasar, misalnya kapak genggam Kapak genggam semacam itu kita kenal dari
wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai Punsjab(India), tapi kapak genggam
semacam ini tidak kita temukan di daerah Asia Tenggara. Berdasarkan penelitian
para ahli prehistori, bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan
Neolithikum berupa kapak batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari
Cina Selatan, menyebar ke arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke
semenanjung Malaka Lalu menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa
Tenggara, sampai ke Flores, dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
Kapak-kapak
tersebut diasah sampai mengkilap dan diikat pada tangkai kayu dengan
menggunakan rotan. Sebagai tambahan seiring persebaran kapak batu tersebut
tersebar pula Bahasa Proto-Austronesia yg merupakan induk dari bahasa dari
bangsa-bangsa di sekitar Samudera Indonesia dan Samudera Pasifik. Karena perkembangannya
muncul bahasa melayu yang nantinya di negara Indonesia berkembang menjadi
bahasa Indonesia.
• Zaman Batu Muda
(Neolithikum)
Ciri – ciri zaman batu muda :
1. Mulai menetap dan membuat rumah
2. Membentuk kelompok masyarakat desa
3. Bertani
4. Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Manusia pada zaman
batu muda telah mengenal dan memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam
dari biji besi dan menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena
itulah mereka mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu
serta membuat alat-alat lain yang mereka perlukan.
Bangsa-bangsa
Proto-austronesia yang masuk dari Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu
membawa kebudayaan Dongson, dan menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan
Dongson berupa senjata-senjata tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat
dari bahan perunggu.
Hal yang patut
dicatat tentang permulaan zaman logam ini adalah kenyataan yang jelas bahwa
Indonesia sebelum memasuki zaman Hindu telah mengenal kebudayaan yang tinggi
derajatnya dan penting bagi perkembangan kebudayaan Indonesia selanjutnya.
Kebudayaan
Hindu, Budha, dan Islam
A. Kebudayaan
Hindu, Budha
Pada abad ke-3 dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa.
Perpaduan atau akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar
abad ke 5 ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha
dapat dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme
tidak menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua
agama itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara
damai. Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya-
karya budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat,
seni ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang
diabadikan dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya
yaitu Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari,
dll. Candi Borobudur merupakan candi termegah di Asia Tenggara dan pernah
tercatat sebagai 10 keajaiban dunia.
B. Kebudayaan Islam
Abad ke 15 da 16 agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para
pemuka-pemuka islam yang disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada
abad itu terletak di Pulau Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia,
khususnya di Pulau Jawa sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang
meninggal dan dimakamkan di Kota Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia
berlangsung secara damai. Hal ini di karena masuknya Islam ke Indonesia tidak
secara paksa. Melainkan dengan cara baik-baik, di samping itu disebabkan sikap
toleransi yang dimiliki bangsa kita.
Abad ke 15 ketika
kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara pantai
yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat
pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di
Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat,
Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan .
Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh
pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya
telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh
oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam
kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten,
Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumateraa Barat, dan Pesisr Kalimantan.
Agama Islam
berkembang pesat di Indonesia dan menjadi agama yang mendapat penganut sebagian
terbesar penduduk Indonesia. Kebudayaan Islam memberi saham yang besar bagi
perkembangan kebudayaan dan kepribadian Bangsa Indonesia.
C. Kebudayaan Barat
Unsur kebudayaan
barat juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian
bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara
Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia,
terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda
(VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota
propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat.
Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa,
Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ; Lapisan sosial yang
terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai.
Dalam kedua lapisan
inilah pendidikan barat di sekolah-sekolah kemampuan atau kemahiran Bahasa
Belanda menjadi syarat utama untuk mencapai kenaikan kelas. Akhirnya masih
harus disebut sebagai pengaruh Kebudayaan Eropa yang masuk juga ke dalam
Kebudayaan Indonesia, ialah agama Katolik dan Agama Kristen Protestan.
Agama-agama tersebut biasanya disiarkan dengan sengaja oleh organisasi
penyiaran agama yang bersifat swasta. Penyiaran dilakukan di daerah- daerah
dengan penduduk yang belum pernah mengalami pengaruh agama Hindu, Budha, atau
Islam daerah itu misalnya Irian Jaya, Maluku Tengah dan Selatan, Sulawesi Utara
dan tengah, Nusa Tenggara Timur dan Pedalaman Kalimantan. Sudah menjadi watak
dan kepribadian timur pada umumnya, serta masyarakat Jawa khususnya, bahwa
menerima setiap kebudayaan yang datang dari luar,kebudayaan yang dimilikinya
tidaklah diabaikan. Tetapi disesuaikanlah kebudayaan yang baru itu dengan
kebudayaan lama.
Sehubungan dengan
itu penjelasan UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan
tentang kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai
buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli
yang ada sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam
penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju
kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru
kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia.
D. Pendapat Mengenai Penduduk, Masyarakat, dan
Kebudayaan
Perkembangan
penduduk di dunia setiap tahun semakin bertambah, hal ini disebabkan karena tingkat kelahiran (natalitas)
yang tinggi serta karena adanya migrasi.
Pertumbuhan penduduk di dunia ini makin
cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang meliputi aspek sosial,
ekonomi, politik, kebudayaan, dan sebagainya. Dengan begitu, maka bertambahlah
sistem mata pencaharian hidup menjadi lebih kompleks. Dengan tingkat kelahiran yang tinggi di suatu Negara/wilayah
juga menyebabkan tingkat kematian yang tinggi. Tidak semua Negara/wilayah
memiliki taraf kehidupan yang baik dalam segala aspek seperti dibidang ekonomi,
sosial,budaya, dll namun masyarakat yang menempati wilayah tersebut menginginkan kehidupan yang lebih baik oleh
karena itu masyarakat tersebut melakukan migrasi yaitu perpindahan penduduk
dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat lain melewati batas
administratif (migrasi internal) atau batas politik/negara (migrasi
internasional) atau melakukan urbanisasi (Perpindahan penduduk perdesaan ke
perkotaan) maupun transmigrasi (pemindahan
dan perpindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke daerah lain dengan tujuan
utama transmigrasi adalah menyebarkan penduduk dari daerah yang padat ke daerah
yang kurang padat).
Di era globalisasi
ini, kebudayaan dan Kepribadian di Indonesia sudah banyak di pengaruhi oleh
kebudayaan barat contohnya di jaman sekarang makanan fast food mudah ditemui, dari bidang fashion model-model baju
di Indonesia juga banyak yang dipengaruhi oleh kebudayaan barat, berkembangnya
agama Kristen, Budha, dll itu semua merupakan dampak globalisasi. Namun, kita
sebagai orang Indonesia tidak boleh melupakan kebudayaan asli Indonesia dan
kita juga harus pandai memilah mana yang baik dan buruk dalam menerima pengaruh
dari budaya asing yang masuk ke Indonesia.
Sumber :
- rany-denestasia.blogspot.com/2011/10/ruang-lingkup-ilmu-sosial-dasar.html
- arif-rahmans.blogspot.com/2010/11/peran-ilmu-sosial-dasar-dalam.html
- translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://understandingsociety.blogspot.com/2008/02/social-science-and-social-problems.html
- www.wikipedia.com
- http://www.google.com
- Iskandar , Does Sampurno Masalah
Pertambahan Penduduk di Indonesia
- Sumber : Ehrlich, Paul, R, et al,
Human Ecology W.H. Freeman and Co San Fransisco.
- http://febrinasrinatasa.wordpress.com/2012/10/07/pertumbuhan-dan-perkembangan-penduduk/
- http://abiand.wordpress.com/tugas/1-penduduk-masyarakat-dan-kebudayaan/
- http://senda-ronyrama.blogspot.com/2011/12/faktor-faktor-demografi-yang.html
- http://ohtugas.blogspot.com/2011/11/faktor-faktor-demografi-yang.html
- http://nohfendi.blogspot.com/2011/10/faktor-yang-mempengaruhi-laju.html
- http://fajarrahmadani.blogspot.com/2011/12/bab-24-rumus-tingkat-kematian-kasar.html
Nama : Novita Dwi Rahma
Kelas : 1 KA 07
NPM : 16113558
Tidak ada komentar :
Posting Komentar